Artikel Perilaku Organisasi
Artikel
perilaku keorganisasian
Organisasi
Istilahorganisasi bukanlah
hal yang asing lagi bagi kita, karena dari pertama kita menimba ilmu pada
tingkat pertama, kita sudah dikenalkan dengan salah satu organisasi kesiswaan
seperti OSIS. Dalam kehidupan bermasyarakat pun sering kita jumpai yang namanya
organisasi, baik organisasi kepemudaan dan bahkan sampai organisasi
kepemerintahan. Tapi tahukah Anda arti dari pengertian organisasi itu
sendiri? Banyak para pakar dunia yang memaparkan pengertian atau definisi
organisasi, dimana dari pengertian-definisi organisasi tersebut dapat
ditarik kesimpulan bahwa organisasi merupakan suatu system atau perkumpulan
yang disusun dalam kelompok, untuk bekerja sama mencapai suatu tujuan bersama.
Berikut ini definisi organisasi yang
dipaparkan oleh beberapa para ahli.
James D Mooney berpendapat
bahwa “Organization is the form of every human, association for the assignment
of common purpose” atau organisasi adalah setiap bentuk kerjasama untuk
pencapaian suatu tujuan bersama.
Drs.
Malayu S.P Hasibuan mengatakan
“organisasi ialah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur dan
terkoordinasi dari sekelompok yang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu.
Organisasi hanya merupakan alat dan wadah saja.”
Definisi organisasi
menurut para ahli:
Chester L Bernard (1938) mengatakan bahwa “Organisasi
adalah system kerjasama antara dua orang atau lebih ( Define organization as a
system of cooperative of two or more persons) yang sama-sama memiliki visi dan
misi yang sama.
Paul
Preston dan Thomas Zimmerer mengatakan
bahwa “Organisasi adalah sekumpulan orang-orang yang disusun dalam
kelompok-kelompok, yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.”
(Organization is a collection people, arranged into groups, working together to
achieve some common objectives).
Prof.
Dr. Mr Pradjudi Armosudiro mengatakan
“organisasi adalah struktur pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja
antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk
bersama-sama mencapai tujuan tertentu.
Prof
Dr. Sondang P. Siagian,
mendefinisikan “organisasi ialah setiap bentuk persekutuan antara dua orang
atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka
pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan yang mana terdapat
seseorang / beberapa orang yang disebut atasan dan seorang / sekelompok orang
yang disebut dengan bawahan.
Dalam beberapa pengertian organisasi disebutkan
haruslah memiliki tujuan yang akan dicapai, dalam mencapai tujuan tersebut maka
sebuah organisasi akan membentuk karakteristik anggotanya agar sesuai dengan
tujuannya tersebut. Organisasi merupakan kumpulan orang-orang yang bekerja
secara bersamasama dengan mengunakan sumber daya tertentu untuk berusaha
mencapai tujuannya. Dengan kata lain bahwa organisasi itu terdiri dari
orang-orang yang bekerja dalam suatu system pencarian tujuan. Agar supaya
tujuan organisasinya tercapai maka perlu dilakukan usaha-usaha tertentu untuk
mengelola organisasinya. Dalam mengelola organisasi inisudah pasti tidak dapat
terlepas dari aspek-aspek managerial yang berkaitan erat dengan aktivitas
untuk:
1. Merencanakan apa yang hendak dicapai oleh
organisasi beserta sub-sub unitnya selama priode waktu tertentu.
2. Mengkoordinasikan semua rencana berserta aktivitasnya dari seluruh bagian
yang ada demi tercapainya keselarasan kerja yang mengarah pada tujuan yang
sama.
3. Mengolah informasi yang terdapat dalam setiap unit organisasi maupun
diantara unit-unit yang ada serta informasi yang berasal dari lingkungan
ekstern guna pengambilan keputusan.
4. Mengevaluasi informasi tersebut untuk dibandingkan terhadap apa yang
diinginkan dan mengambil tindakan tertentu untuk mengoreksi atas penyimpangan
yang terjadi.
5. Mempengaruhi perilaku orang-orang yang ada dalam organisai tersebut untuk
diarahkan pada tujuannya.
Konsep Budaya
Organisasi
Pada hakikatnya, budaya organisasi
memiliki nilai yang baik bagi kemajuan suatu organisasi. Budaya organisasi
merupakan salah satu perangkat manajemen untuk mencapai tujuan organisasi.
Budaya organisasi bukan merupakan cara yang mudah untuk memperoleh
keberhasilan, dibutuhkan strategi yang dapat dimanfaatkan sebagai salah satu
andalan daya saing organisasi. Budaya organisasi merupakan sebuah konsep
sebagai salah satu kunci keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai
tujuannya.
Secara etimologis (asal usul kata),
budaya organisasi terdiri dari dua kata : budaya & organisasi. Organisasi
merupakan suatu sistem yang mapan dari sekumpulan orang yang bekerja sama untuk
mencapai tujuan bersama, melalui suatu jenjang kepangkatan & pembagian.
Pengertian budaya adalah suatu set nilai, penuntun kepercayaan akan suatu hal,
pengertian & cara berpikir yang dipertemukan oleh para anggota organisasi
& diterima oleh anggota baru.
Menurut Robbin
(1991:572), budaya organisasi adalah suatu persepsi bersama yang dianut oleh
anggota-anggota organisasi itu; suatu sistem dari makna bersama. Budaya
organisasi memiliki kepribadian yang menunjukkan ciri suasana psikologis
organisasi, yang memiliki arti penting bagi kehidupan organisasi, kenyamanan,
kelancaran, dan keefektifan organisasi.Suasana psikologis terbangun pola-pola
kepercayaan, ritual, mitos, serta praktek-praktek yang telah berkembang sejak
lama, yang pada gilirannya menciptakan pemahaman yang sama diantara para
anggota organisasi mengenai bagaimana sebenarnya organisasi itu dan bagaimana
para anggota harus berperilaku. Dalam hal ini sebagaimana yang dinyatakan
Peterson (1994), bahwa budaya organisasi itu mencakup keyakinan, ideologi,
bahasa, ritual, dan mitos dan pada akhirnya Creemers dan Reynold (1993)
menyimpulkan bahwa budaya organisasi adalah keseluruhan norma, nilai, keyakinan,
dan asumsi yang dimiliki oleh anggota di dalam organisasi.
Fungsi
Budaya dalam Organisasi
Menurut Robbins (1996 : 294), fungsi
budaya organisasi sebagai berikut :
Budaya menciptakan
pembedaan yang jelas antara satu organisasi dan yang lain.
Budaya membawa suatu
rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi.
Budaya mempermudah
timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada kepentingan diri
individual seseorang.
Budaya merupakan
perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi itu dengan memberikan
standar-standar yang tepat untuk dilakukan oleh karyawan.
Budaya sebagai
mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan membentuk sikap serta
perilaku karyawan.
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Budaya Organisasi
Ada enam faktor
penting yang mempengaruhi budaya organisasi, yaitu:
1. Observed behavioral regularities
yakni keberaturan cara
bertindak dari para anggota yang tampak teramati. Ketika anggota organisasi
berinteraksi dengan anggota lainnya, mereka munkin menggunakan bahasa umum, istilah,
atau ritual tertentu.
2. Norms
yakni berbagai standar
perilaku yang ada, termasuk di dalamnya tentang pedoman sejauh mana suatu
pekerjaan harus dilakukan.
3. Dominant values
yakni adanya
nilai-nilai inti yang dianut bersama oleh seluruh anggota organisasi, misalnya
tentang kualitas produk yang tinggi, absensi yang rendah atau efisiensi yang
tinggi.
4. philosophy
yakni adanya
kebijakan-kebijakan yang berkenaan dengan keyakinan organisasi dalam
memperlakukan pelanggan dan karyawan.
5. Rules
yaitu adanya pedoman
yang kuat, dikaitkan dengan kemajuan organisasi.
6. Organization climate
merupakan perasaan
keseluruhan (anoverall “feeling”) yang tergambarkan dan disampaikan melalui
kondisi tata ruang, cara berinteraksi para anggota organisasi, dan cara anggota
organisasi memperlakukan dirinya dan pelanggan atau orang lain.
Perilaku
individu dalam organisasi
Sebelum membahas perilaku individu
dalam organisasi kita harus mengetahui perilaku manusia. Perilaku manusia
adalah suatu fungsi dari interaksi antara person atau individu dengan
lingkungannya. Sebagai contoh: seorang petani yang bekerja menanam padi di
sawah, seorang tukang parker yang melayani jasa memparkirkan mobil dan
lain-lain. Setiap orang akan melakukan perilaku yang berbeda dalam kehidupannya
sehari-hari. Jadi ketika individu memasuki dunia organisasi maka karakteristik
yang dibawanya adalah kemampuan, kepercayaan pribadi, pengharapan kebutuhan,
dan pengalaman masa lalunya. Dan organisasi juga mempunyai karakteristik yaitu
keteraturan yang diwujudkan dalam susunan hirarki, pekerjaan-pekerjaan,
tugas-tugas, wewenang, tanggung jawab, system penggajian, system pengendalian
dan lain sebagainya. Jika karakteristik antara individu digabungkan dengan
karakteristik organisasi maka akan terwujud perilaku individu dalam organisasi
. Jadi perilaku individu dalam organisasi adalah suatu fungsi dari interaksi
antara seorang individu dengan lingkungannya ( organisasi ).
Perilaku manusia adalah sebagai suatu fungsi dari interaksi antara individu
dengan lingkungannya . Individu membawa tatanan dalam organisasi berupa
kemampuan, kepercayaan pribadi, pengharapan, kebutuhan, dan pengalaman masa
lainnya. Sementara itu, karakteristik individu akan dibawa memasuki suatu
lingkungan baru, yaitu organisasi atau lainnya. Selain itu organisasi juga
mempunyai karakteristik dan merupakan suatu lingkungan bagi individu.
Karakteristik individu berinteraksi dengan karakteristik organisasi yang akan
mewujudkan perilaku individu dalam organisasi.
Perilaku pada dasarnya
berorientasi pada tujuan, dengan kata lain perilaku kita pada umumnya
dimotivasi oleh keinginan untuk memperoleh tujuan tertentu. Dan dalam mencapai
tujuan tertentu seseorang selalu mempunyai motif . motif adalah ikhwal
“mengapanya” perilaku. Motif timbul dan mempertahankan aktivitas serta
menentukan arah umum perilaku seseorang. Motif atau kebutuhan merupakan
dorongan utama aktivitas.
Setelah bertahun-tahun teori dan riset dikembangkan, akhirnya secara umum
disepakati, bahwa:
a. Perilaku timbul karena sutu sebab
b. Perilaku diarahkan pada tujuan
c. Perilaku yang dapat diamati masih dapat diukur. Membuat laporan, menyusun
program, merangkai sperpart computer, dll.
d. Perilaku yang tidak langsung dapat diamati seperti: berfikir, berpresepsi
juga penting dalam mencapai tujuan
e. Perilaku bermotivasi.
Tiap-tiap individu memiliki
karakteristik seperti kemampuan, kepercayaan pribadi, harapan, kebutuhan dan pengalaman
masa lalunya. Organisasi sebagai suatu lingkungan individu juga mempunyai
karakteristik antara lain : keteraturan yang diwujudkan dala susunan hierarki,
pekerjaan-pekerjaan, tugas-tugas, wewenang, tanggung jawab, system pengajian,
system pengendalian, dan lain-lain.
Dasar-Dasar Perilaku Individu
Perilaku individu/ manusia adalah suatu fungsi dari interaksi antara person
atau individu dengan lingkungannya.
Semua perilaku individu dipengaruhi oleh beberapa karakteristik yaitu:
a. Karakteristik biografis
Karakteristik biografis merupakan karakteristik pribadi yang terdiri dari:
1. Usia
Usia sangat mempengaruhi manusia berperilaku terutama dalam organisasi, semakin
tua usianya maka perilaku/ produktifitas akan semakin berkurang.
2. Jenis kelamin
Ada yang menyatakan bahwa ada perbedaan antara pria dan wanita yang
mempengaruhi kinerja dan perilakunya dalam organisasi, dan ada juga yang
mengatakan tidak ada perbedaan antara keduanya.
3. Status perkawinan
Status perkawinan akan meningkatkan rasa tanggung jawab seseorang terhadap
pekerjaannnya karena nilai pekerjaannya lebih berharga dan penting karena
bertanggung jawab pada keluarga, biasanya karyawan yang telah menikah lebih
puas dengan pekerjaanya disbanding yang belum menikah.
4. Masa kerja
Masa kerja yang lebih lama menunjukkan pengalaman kerja yang lebih dari
seseorang dibanding rekannya yang baru dan ini akan mempengaruhi perilakunya
dalam bekerja.
b. Kemampuan
Setiap manusia mempunyai kemampuan berfikir tapi kemampuan ini berbeda-beda ada
yang lebih dan ada yang kurang. Seluruh kemampuan seseorang pada hakikatnya
tersusun dari dua factor yaitu: kemampuan intelektual dan kemampuan fisik.
c. Kepribadian
Kepribadian adalah himpunan karakteristik dan kecenderungan yang stabil serta
menentukan sifat umum dan perbedaan dalam perilaku seseorang. Hal ini paling
sering digambarkan dalam bentuk sifat-sifat yang dapat diukur dan diperlihatkan
oleh seseorang.
d.
Determinan kepribadian
1. Keturunan
Karakteristik kepribadian tidak seluruhnya ditentukan oleh keturunan, tetapi
kebanyakan seorang anak memiliki karakteristik yang hamper sama dengan orang
tuanya.
2. Lingkungan
Lingkungan memainkan peran yang cukup besar dalam membentuk kepribadian
seseorang seperti budaya, keluarga, teman-teman, dan kelompok-kelompok social
serta pengaruh-pengaruh lain yang kita alami.
3. Situasi
Kepribadian seseorang walaupun pada umumnya mantap dan konsisten, berubah dalam
situasiyang berbeda. Tuntutan yang berbeda dari situasi yang berlainan
memunculkan aspek-aspek yang berlainan dari kepribadian seseorang.
e. Pembelajaran
Pembelajaran adalah setiap perubahan yang relative permanen dari perilaku yang
terjadi sebagai hasil pengalaman. Suatu perubahan proses berfikir atau sikap
seorang individ, jika tidak diiringi dengan perubahan perilaku, nelum merupakan
pembelajaran.
Perbedaan dimensi individu dalam sebuah organisasi dipengaruhi oleh: konsep
diri, cirri kepribadian, sikap, kemampuan, dan emosi. Konsep diri adalah
bagaimana anda memandang diri sendiri, kepribadian adalah bagaimana anada
menampilkan diri anda didepan orang lain.
3. Sifat-sifat manusia
Untuk memahami sifat-sifat manusia kita harus menganalisa prinsip-prinsip dasar
pada manusia tersebut. Prinsip-prinsip itu adalah:
a. Perilaku manusia tidak sama karena perbedaan kemampuan.
Setiap manusia mempunyai kemampuan yang berbeda dengan yang lainnya. Karena
keterbatasannya seseorang berbuat dan berperilaku berbeda dengan yang lainnya.
Sebagai contoh: Seseorang bisa mengerjakan tugas dalam waktu 10 menit, orang
lain memerlukan waktu 30 menit dengan tugas yang sama. Begitu juga dalam
organisasi seorang atasan bisa mengatasi persoalan yang rumit hanya memerlukan
waktu beberapa saja, tapi tidak dengan pimpinan yang lain, ia memerlukan puasa
tiga hari tiga malam, dan hal-hal yang lai yang harus dilakukannya untuk
menyelesaikan masalah itu. Perbedaan kemampuan ini ada yang menyatakan karena
dibawa sejak lahir dan takdir, adajuga menyatakan karena perbedaannya menyerap
informasi dari suatu segala, ada juga yamg menyatakan karena keduanya.
Perbedaan kemampuan seseorang dapat dipergunakan untuk memprediksi pelaksanaan
dan hasil kerja seseorang yang bekerja sama dalam organisasi.
b. Manusia mempunyai kebutuhan yang berbeda
Manusia berperilaku karena didorong oleh serangkaian kebutuhan dan kebutuhan
setiap manusia pasti berbeda Kebutuhan merupakan beberapa pernyataan di dalam
diri seseorang yang menyebabkan seseorang itu berbuat untuk mencapainya sebagai
suatu objek atau hasil. Begitu juga dalam organisasi seperti seorang karyawan
yang didorong untuk mendapatkan tambahan gaji supaya bisa hidup satu bulan
dengan keluarganya, tingkah lakunya akan berbeda dengan seorang karyawan yang
didorong oleh keinginan untuk mendapatkan jabatan, kedudukan agar mendapatkan
harga diri didepan orang lain. Kadang kala seseorang ketika sudah memenuhi
kebutuhan yang satu dia akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang belum
tercapaikan. Pemahaman tentang kebutuhan yang berbeda dari seseorang ini amat
bermanfaat untuk memahami konsep perilaku seseorang dalam organisasi.
c. Orang berfikir tentang masa depan, dan membuat pilihan tentang bagaimana
bertindak.
Kebutuhan manusia dapat dipenuhi lewat perilakunya masing-masing. Dan dalam
menentukan perilaku seseorang membuat pilihan dalam bentuk sejumlah rangkain
perilaku yang terbuka baginya.
Berikut ini menunjukkan pertimbangan seseorang di dalam melakukan pertimbangan
seseorang di dalam melakukan suatu tindakan dengan mempertimbangkan beberapa
faktor diantaranya:
1. Probabilitas jika ia mengambil serangkaian usaha ia akan mampu untuk
mencapai tingkat pelaksanaa kerja yang diharapkan
2. Jika pelaksanaan itu tercapai maka ia akan mengarah pada pencapaian hasil.
3. Daya tarik dari hasil, nampaknya sebagai hal yang menaikkan pelaksanaan
kerja.
4. Suatu tingkat dimana hasil merupakan daya tarik tambahan, disebabkan karena
kemampuan hasil untuk memimpin kearah tercapainya hasil lain yang diinginkan.
Kekuatan yang mendorong seseorang untuk berperilaku dalam suatu cara tertentu
akan menjadi besar, manakala individu tersebut:
- Percaya bahwa pelaksanaan kerja pada suau tingkat yang diinginkan itu
memungkinkan ( tingginya expectancy U-P)
- Percaya bahwa perilakunya akan memimpin kearah pencapaian hasil ( terdapatnya
expectancy P-H yang tinggi).
- Dan apabila hasil-hasil tersebut mempunyai nilai positif ( mempunyai daya
tarik yang tinggi)
d. Seseorang memahami lingkungannya dengan hubungannya dengan pengalaman masa
lalunya
Memahami lingkungan adalah suatu proses aktif, dimana seseorang mencoba membuat
lingkungannya itu mempunyai arti baginya. Proses yang aktif ini mengakui secara
selektif aspek-aspek yang berbeda dari lingkungannya, menilai apa yang
dilihatnya dalam hubungannya dengan pengalaman masa lalu, dan mengevaluasi apa
yang dialami itu dalam kaitannya dengan kebutuhan-kebutuhan dan nilai-nilainya.
Oleh karena kebutuhan-kebutuhan dan pengalaman seseorang itu seringkali berbeda
sifatnya, maka persepsinya terhadap lingkungan juga akan berbeda. Sebagai
contoh: orang-orang dalam organisasi yang sama seringkali mempunyai perbedaan
di dalam berpengharapan mengenai suatu jenis perilaku yang membuahkan suatu
penghargaan, misalnya naiknya gaji dan cepatnya promosi, dan lain-lain.
e. Seseorang mempunyai reaksi senang atau tidak senang
Setiap orang dalam menanggapi sesuatu hal akan memiliki tindakan-tindakan yang
berbeda, dikarenakan mereka mengevaluasi suatu hal dengan cara senang atau
tidak senang. Seseorang merasa puas mendapatkan gaji tertentu dan ada juga
merasa tidak puas mendapatkan gaji yang sama. Hal seperti ini dapat dikatakan
bahwa orang membuat salah persepsi terhadap suatu hasil yang dicapai oleh orang
lain yang mengakibatkan kurang tepatnya proses perbandingannya.perasaan senang
atau tidak senang ini akan membuat seseorang berbuat berbeda dengan orang lain
dalam rangka menanggapi suatu hal.
f. Banyak faktor yang menentukan sikap dan perilaku seseorang
Perilaku seseorang itu ditentukan oleh banyak factor. Ada kalanya perilaku
seseorang dipengaruhi oleh kemampuannya, ada pula oleh kebutuhannya dan ada
juga dipengaruhi oleh pengharapan dan lingkungannya. Oleh karena banyaknya
factor yang mempengaruhi perilaku manusia, maka sering kali suatu organisasi
akan mendapatkan kesulitan di dalam menciptakan suatu keadaan yang memimpin
kearah tercapainya evektifitas pelaksanaan kerja.
Dapat diketahui bahwa diantara banyaknya factor yang mempengaruhi perilaku
seseorang, kiranya perlu diadakan penelitian yang seksama manakah fakor-faktor
yang paling dominan dalam mempengaruhi perilaku tersenut. Dari faktor yang
sudah diketahui tersebut kemudian dikembangkan untuk mendapatkan
keevektivitasan pelaksanaan pekerjaan dalam suatu organisasi. Kalau didapatkan
hasil bahwa perilaku untuk menciptakan evektivitas kerja banyak ditentukan
karena kebutuhannya maka seorang pemimpin dapat merancang suatu suatu rencana
kerja yang mengarah terpenuhinya kebutuhan tersebut. Kalau seandainya
disebabkan karenakemampuan karyawan, maka pemimpin dapat merencanakan
peningkatan kemampuan tersebut baik dengan jalan latihan jabatan atau di
sekolahan.
Dalam organisasi variable individu, keorganisasian, dan psikologis tidak hanya
mempengaruhi perilaku tetapi juga prestasi.
Interpersonal
Howard Gardner (1993) mengemukakan
bahwa kecerdasan seseorang meliputi unsur-unsur kecerdasan matematika
logika, kecerdasan bahasa, kecerdasan musikal, kecerdasan visual spasial,
kecerdasan kinestetik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, dan
kecerdasan naturalis.
Hubungan
interpersonal adalah dimana ketika kita berkomunikasi, kita bukan sekedar
menyampaikan isi pesan, tetapi juga menentukan kadar hubungan interpersonalnya.
Jadi ketika kita berkomunikasi kita tidak hanya menentukan content melainkan juga menentukan relationship.
Dari segi psikologi komunikasi, kita
dapat menyatakan bahwa makin baik hubungan interpersonal, makin terbuka orang
untuk mengungkapkan dirinya; makin cermat persepsinya tentang orang lain dan
persepsi dirinya; sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung diantara
komunikan.
Teori Mengenai
Hubungan Interpersonal
Ada beberapa teori yang menjelaskan
mengenai hubungan interpersonal, yaitu:
1. Model
Pertukaran Sosial
Model
ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu transaksi dagang. Orang
berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan sesuatu untuk memenuhi
kebutuhannya. Thibault dan Kelley,
dua orang pemuka dari teori ini menyimpulkan model pertukaran sosial sebagai
berikut: “Asumsi dasar yang mendasari seluruh analisis kami adalah bahwa
setiap individu secara sukarela memasuki dan tinggal dalam hubungan sosial
hanya selama hubungan tersebut cukup memuaskan ditinjau dari segi ganjaran dan
biaya“.
Ganjaran
yang dimaksud adalah setiap akibat yang dinilai positif yang diperoleh
seseorang dari suatu hubungan. Ganjaran dapat berupa uang, penerimaan sosial,
atau dukungan terhadap nilai yang dipegangnya. Sedangkan yang dimaksud dengan
biaya adalah akibat yang negatif yang terjadi dalam suatu hubungan. Biaya itu
dapat berupa waktu, usaha, konflik, kecemasan, dan keruntuhan harga diri dan
kondisi-kondisi lain yang dapat menimbulkan efek-efek tidak menyenangkan.
2. Model Peranan
Model peranan menganggap hubungan
interpersonal sebagai panggung sandiwara. Disini setiap orang harus memerankan
peranannya sesuai dengan naskah yang telah dibuat oleh masyarakat. Hubungan
interpersonal berkembang baik bila setiap individu bertidak sesuai dengan
peranannya.
3. Model Interaksional
Model ini memandang hubungan
interpersonal sebagai suatu sistem. Setiap sistem memiliki sifat-sifat
strukural, integratif dan medan. Semua sistem terdiri dari subsistem-subsistem
yang saling tergantung dan bertindak bersama sebagai suatu kesatuan.
Selanjutnya, semua sistem mempunyai kecenderungan untuk memelihara dan
mempertahankan kesatuan. Bila ekuilibrium dari sistem terganggu, segera akan
diambil tindakannya. Setiap hubungan interpersonal harus dilihat dari tujuan
bersama, metode komunikasi, ekspektasi dan pelaksanaan peranan.
Jenis
Hubungan Interpersonal
Terdapat beberapa jenis hubungan interpersonal, yaitu: a)
berdasarkan jumlah individu yang terlibat; b) berdasarkan tujuan yang ingin
dicapai; c) berdasarkan jangka waktu; serta d) berdasarkan tingkat kedalaman
atau keintiman.
Hubungan interpersonal
berdasarkan jumlah individu yang terlibat, dibagi menjadi 2, yaitu hubungan
diad dan hubungan triad. Hubungan diad merupakan hubungan atara dua individu.
Kebanyakan hubungan kita dengan orang lain bersifat diadik.
William Wilmot mengemukakan beberapa ciri khas hubungan diad,
dimana setiap hubungan diad memiliki tujuan khusus, individu dalam hubungan
diad menampilkan wajah yang berbeda dengan ‘wajah’ yang ditampilkannya dalam
hubungan diad yang lain, dan pada hubungan diad berkembang pola komunikasi
(termasuk pola berbahasa) yang unik/ khas yang akan membedakan hubungan
tersebut dengan hubungan diad yang lain. Sedangkan hubungan triad merupakan
hubungan antara tiga orang. Hubungan triad ini memiliki ciri lebih kompleks,
tingkat keintiman/ kedekatan anatar individu lebih rendah, dan keputusan yang
diambil lebih didasarkan voting atau suara terbanyak (dalam
hubungan diad, keputusan diambil melalui negosiasi).
Hubungan interpersonal berdasarkan
tujuan yang ingin dicapai, dibagi menjadi 2, yaitu hubungan tugas dan hubungan
sosial. Hubungan tugas merupakan sebuah hubungan yang terbentuk karena tujuan
menyelesaikan sesuatu yang tidak dapat dikerjakan oleh individu sendirian.
Misalnya hubungan antara pasien dengan dokter, hubungan mahasiswa dalam
kelompok untuk mengerjakan tugas, dan lainlain. Sedangkan hubungan sosial
merupakan hubungan yang tidak terbentuk dengan tujuan untuk menyelesaikan
sesuatu. Hubungan ini terbentuk (baik secara personal dan sosial). Sebagai
contoh adalah hubungan dua sahabat dekat, hubungan dua orang kenalan saat makan
siang dan sebagianya.
Hubungan interpersonal berdasarkan
jangka waktu juga dibagi menjadi 2, yaitu hubungan jangka pendek dan hubungan
jangka panjang. Hubungan jangka pendek merupakan hubungan yang hanya
berlangsung sebentar. Misalnya hubungan antara dua orang yang saling menyapa
ketika bertemu di jalan. Sedangkan hubungan jangka panjang berlangsung dalam
waktu yang lama. Semakin lama suatu hubungan semakin banyak investasi yang
ditanam didalamnya (misalnya berupa emosi atau perasaaan, materi, waktu,
komitmen dan sebagainya). Dan karena investasi yang ditanam itu banyak maka
semakin besar usaha kita untuk mempertahankannya.
Selain ketiga jenis hubungan
interpersonal yang sudah dijelaskan di atas, masih terdapat satu lagi jenis
hubungan interpersonal yang didasarkan atas tingkat kedalaman atau keintiman,
yaitu hubungan biasa dan hubungan akrab atau intim.
Hubungan biasa merupakan hubungan
yang sama sekali tidak dalam atau impersonal atau ritual. Sedangkan hubungan
akrab atau intim ditandai dengan penyingkapan diri (self-disclosure).
Makin intim suatu hubungan, makin besar kemungkinan terjadinya penyingkapan
diri tentang hal-hal yang sifatnya pribadi. Hubungan intim terkait dengan
jangka waktu, dimana keintiman akan tumbuh pada jangka panjang. Karena itu
hubungan intim akan cenderung dipertahankan karena investasi yang ditanamkan
individu di dalamnya dalam jangka waktu yang lama telah banyak. Hubungan ini
bersifat personal dan terbebas dari hal-hal yang ritual.